Pages

wajib di deleng

0 Comments Diposting oleh holigans 04330 Jumat, 18 Juni 2010 di 20.38

"SILSILAH TERBENTUK VIKING DARMA AYU"

Antusias masyarakat Jawa Barat khususnya di Indramayu untuk mendukung tim kebanggaan Jawa Barat yaitu Persib Bandung mayoritas yang sangat banyak, membuat kami remaja-remaja dari Kab. Indramayu Kota ingin membentuk suatu wadah organisasi fans club Persib Bandung yang bertujuan untuk bersama-sama dalam mendukung Persib bandung tim kebanggaan Jawa barat, pencetus dari itu semua berawal dari dua orang sejoli yaitu Kang Dhani Yudhistira dan kang Fathoni yang sekarang menjabat sebagai Ketua dan Wakil Ketua Viking Darma Ayu itu menginginkan bahwa Indramayu kota juga ada, Indramayu kota tidak diam dan vakum, kami aktiv serta mereka juga mencintai Persib Bandung yang merupakan tim kebanggaan dari dulu. dari kedua remaja itu muncul ide untuk membentuk organisasi itu, awalnya mereka ragu dan pesimis karena banyak teror dan kritik dari masyarakat lain untuk membentuk organisasi ini, tetapi barkat ada dorongan seorang yang aktiv dalam berorganisasi yang sekarang menjabat segai HIPMI di jatinangor Sumedang Jawa Barat yaitu Kang Narman, SE. dan sekarang menjabat juga sebagai Penasehat dan Pembina Viking Darma Ayu, berkat beliau dua orang pencetus itu terus untuk semangat dalam membentuk organisasi ini, dan hingga sampai kini terbentuk. dan beberapa pendaftar pemula mulai untuk menjadi anggota Viking Darma Ayu, pada awalnya ada seseorang yang mendaftar dan ingin membantu terbentuknya organisasi ini, yaitu Fikri yang sekarang menjabat sebagai Sekretaris, saat itu beliau ingin membantu untuk mengenalkan dan bergabung kepada dengan Viking Distrik Cirebon, dan lewat dia Viking Distrik Cirebon pun dengan senang hati untuk membantu terbentuk nya organisasi ini meskipun untuk sementara menjadi Viking Korwil Cirebon, dengan adanya bantuan dari Viking Distrik Cirebon inilah membuat Kang Dhani, Kang Fathoni, Fikri dan salah seorang dari teman Kang Dhani yaitu Kang Sony yang sekarang menjabat sebagai Korlap, ingin melaporkan dan belajar banyak tentang keorganisasian Viking Club, dari itulah ke empat orang ini belajar keorganisasian Viking Club meskipun banyak halangan dan rintangan mereka lalui di perjalanan dari yang rem cakram patah, knalpot motor yang lepas tetapi mereka semagat untuk terus belajar keorganisasian Viking Club itu, hingga terbentuklah awalnya yaitu Viking In The Remayu, dari itu masyarakat sudah tau dan dengar adanya organisasi ini, seseorang pendaftar yang antusias dan banyak membantu dalam mendapatkan masa kepada terbentuknya Viking In The Remayu ini asal Cikedung yang bernama Sandy Tyas yang sekarang menjabat sebagai Korlap dan Deny yang juga merupakan tim sukses terbentuk nya Viking In The Remayu ini, dari beberapa orang yang aktiv dalam mendukung organisasi ini sepakat untuk mengadakan rapat untuk membentuk kepengurusan dan pada tanggal 23 Mei 2009 sepakat mengadakan rapat antusias dari beberapa orang ini sangat besar karena dari awal acara rapat tersebut Kang Narman menjanjikan untuk mengadakan rapat sekitar pukul 2 siang karena suatu hal acara yang mendadak yang tidak bisa ditunda Kang Narman Mengulur waktu hingga pukul 6 sore tetapi dari beberapa orang yang mengikuti rapat yaitu, Kang Dhany, Kang Fathoni, Fikri, Sony, Sandy, Fahmi, Nursidin, dan Deny. tetap antusias menunggu di sambi dengan tawa dan humor saling tukar informasi dan perkenalan selagi menunggu Kang Narman, hingga rapat pun di buka dan di mulai oleh Kang Narman tersebut sepakat dan mengesahkan dari beberapa polling suara ke semblilan orang tersebut, yaitu menyatakan bahwa:

PEMBINA/PENASIHAT : NARMAN, SE.
KETUA : DHANY YUDHYSTIRA
WAKIL KETUA : FATHONY
SEKRETARIS : FEBI AZIZUL FIKRI
BENDAHARA : FAHMI RAHMAT HIDAYAT
KORLAP : 1. SONY
2. SANDY TYAS
3. NURSIDIN
4. DENY/HERMANTO

Bukan hanya membentuk kepengurusan rapat tersebut membentuk mengubah nama sebuah Viking In The Remayu menjadi Viking Darma Ayu karena nama tersebut adalah suatu cikal bakal asal dari nama Indramayu dan merupakan nama logo dari lambang daerah Indramayu, untuk logo Viking Darma Ayu pun di sepakati dalam rapat tersebut yaitu:



Makna dari logo Viking Darma Ayu:

Tameng yang merupakan ciri khas logo Pemerintah Daerah Indramayu sebagai pertahanan dari segala macam halangan dan rintangan.
Cakra adalah senjata ciri khas Indramayu pada jaman dahulu yang menjadi senjata untuk perang dahulu.
Tengkorak merupakan lambang dari VIKING.
Bintang Sembilan yaitu pencetus Viking Darma Ayu berjumlah sembilan orang.

SEJARAH'Y VIKING

0 Comments Diposting oleh holigans 04330 Selasa, 18 Mei 2010 di 20.26

Melihat rangkaian sejarah perjalanan Viking Persib Club, maka para Vikers (anggotanya) akan selalu bercermin pada perjalanan Persib Bandung dalam mengarungi Samudra kompetisi sepakbola Indonesia, baik pada saat Kompetisi Perserikatan maupun pada saat Liga Indonesia. Berawal dari perjalanan prestasi “Sang Maung Bandung” yang begitu membanggakan dan menggetarkan dunia persepakbolaan Indonesia, khususnya pada dekade 1985 hingga dekade 1995, dimana Persib mampu memberikan suatu kebanggaan kepada para pencintanya, dengan tampil lima kali berturut-turut pada partai final Piala Presiden (Perserikatan kala itu), dan tiga kali diantaranya Persib berhasil tampil sebagai “Kampioen”, yang kemudian berlanjut dengan merebut gelar “Juara” untuk pertama kalinya pada kompetisi format baru, yaitu Liga Indonesia. “Totalitas” yang telah diberikan oleh Persib kepada para pencintanya, kemudian dijawab kembali dengan “Totalitas” oleh sekelompok Pendukung Fanatik Persib yang kala itu sering menempati Tribun Selatan Stadion Siliwangi. Tercetuslah ide untuk membentuk sebuah kelompok Bobotoh demi melestarikan dan menjaga kebesaran nama Persib, disamping untuk menyatukan aspirasi serta kesamaan rasa cinta kepada “Sang Idola” Persib Bandung.

Melalui beberapa kali pertemuan yang cukup alot dan memakan waktu, akhirnya terbentuklah sebuah kesepakatan bersama. Tepatnya pada Tanggal 17 Juli 1993, disebuah rumah dibahu jalan Kancra no. 34, diikrarkanlah sebuah kelompok Bobotoh dengan nama ….. VIKING PERSIB CLUB. Adapun pelopor dari pendiriannya antara lain ; Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat dengan dihadiri oleh beberapa Pioner Viking Persib Club lainnya, yang hingga kini masih tetap aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club.

Nama VIKING diambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama VIKING kedalam nama kelompok yang telah dibentuk.

Secara demonstratif, Viking Persib Club pertama kali mulai menunjukan eksistensinya pada Liga Indonesia I -- tahun 1993, yang digemborkan sebagai kompetisi semi professional pertama di Tanah Air kita. Slogan “PERSIB SANG PENAKLUK” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya.

Perjalanan waktu, kebersamaan, hubungan pertemanan, serta kesamaan rasa cinta yang telah terbina, pada akhirnya telah menjadikan Viking Persib Club sanggup bertahan hingga saat ini, bahkan semakin berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah nusantara.

Idealisme Viking Persib Club

Viking Persib Club adalah sebuah kelompok bukanlah organisasi atau fans club dengan segala aturan-aturan formal yang mengikatnya. Setiap anggota atau Vikers adalah bagian dari sebuah “Keluarga”, …. Dan layaknya sebuah Keluarga, keberagaman sifat dan tingkah laku yang berada didalamnya adalah merupakan sesuatu hal yang lumrah, dan Viking akan selalu berusaha untuk mengakomodir keberagaman tersebut.

Kelompok Suporter dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, karena didalamnya terdapat sekumpulan individu yang berinteraksi secara bersama-sama serta memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan oleh kehendak dan prilaku yang disepakati. Seperti kebanyakan kelompok-kelompok Bobotoh lainnya yang turut terlahir sama seperti halnya Viking Persib Club, yaitu secara Grass Root (dari arus bawah), maka Viking Persib Club memiliki cara atau cirri khas dalam menyikapi setiap permasalahan anggotanya. Hubungan pertemanan dan kekeluargaan yang tulus, erat tanpa pamrih serta rasa persaudaraan yang tinggi menjadi modal yang kuat bagi VIKING untuk terus eksis selama beberapa dekade.

Keanggotaan Viking Persib Club yang semakin besar, jelas menuntut sebuah tanggung jawab serta pengaturan yang sedemikian rupa secara professional, agar dapat lebih terukur dari segi pendataan, keuangan, rutinitas maupun manajerial, yang tentu saja membawa dampak tanggung jawab yang sangat besar bagi kepengurusan Viking Persib Club. Namun tentu saja semua formalitas tersebut tidak akan menghilangkan warna, ciri khas serta karakter Viking Persib Club. “Viking tetaplah Viking! Dia harus bercirikan kedekatan yang tulus antar anggotanya dan berkarakter sebagai sebuah keluarga ataupun geng”

Viking Persib Club murni lahir secara independen berdasarkan inisiatif dari para Bobotoh dari golongan grass root. Dalam pandangan Viking, supporter tidak hanya berperan sebagai “tukang sorak” saat menyaksikan dan mendukung kesebelasan kesayangannya, tetapi peran supporter harus lebih dari itu! Dia harus menjadi pembangkit semangat saat tim kesayangannya jatuh bangun menunaikan tugasnya dilapangan. Supporter juga harus menjadi kekuatan tambahan bagi para pemain dilapangan, …… intinya, supporter harus menjadi pemain ke-12! Dan VIKING ingin menjadi pemain ke-12 bagi PERSIB.

Pada saat ini, …… ketika sepakbola sudah menjadi industri, Peranan Bobotoh buat PERSIB pun menjadi berkembang tidak hanya sebagai objek pelengkap saja. Bobotoh seharusnya menjadi bagian dari prestasi dan keberhasilan yang dicapai oleh PERSIB. Berangkat dari sana, ….. Viking Persib Club pun mulai mengembangkan sayapnya dalam berbagai bentuk aktualisasi diri, mulai dari peningkatan pengkoordiniran massa dengan dibentuknya “distrik” di berbagai wilayah pada kantung-kantung Bobotoh, Penjualan Merchandise, pembuatan album kompilasi Persib, hingga tour organizer yang menyelenggarakan pemberangkatan rombongan Bobotoh ketika mendukung PERSIB apabila bermain tandang.

Kepemimpinan & Kepengurusan Viking Persib Club

Sejak awal berdirinya hingga saat ini, ….. Viking Persib Club diketuai oleh Heru Joko, dengan Panglima --- Ayi Beutik. Pertanyaan yang muncul, ……. Mengapa harus ada figur panglima? Jawabannya singkat saja, karena Bobotoh terikat secara emosional, dan mereka mengikatkan diri kepada PERSIB dan juga kepada sesama pendukung Persib. Kata Panglima disini adalah sosok “Ibu” dalam keluarga, pengasuh bagi anak-anaknya, sosok yang memimpin serta melindungi para anggota apabila terjadi sesuatu dilapangan. Sedangkan jabatan Ketua Umum yang disandang Heru Joko, adalah sebagai figure kharismatik yang memiliki fungsi politis keluar organisasi atau kelompok lain. Lain halnya dengan Yoedi Baduy yang menjabat sebagai Sekretaris Umum, ia mengelola dan mengkoordinir segala bentuk kegiatan secara administratif. Bisa dikatakan ketiganya adalah pemimpin atau leader Viking Persib Club, yang tentu saja ditopang oleh pentolan-pentolan Viking Persib Club yang lainnya, seperti ; Yana Ewok, Asep “Ucok”, Yana Bool (Mr. Y), Dadan Gareng, Boseng, Odoy, Pesa dan Hendra Bule.

Dan yang tak kalah pentingnya lagi, …… kontribusi Distrik-distrik Viking Persib Club yang saat ini sudah tersebar diberbagai wilayah , seolah menjadi elemen penting lainnya bagi pendobrak berkembangnya Viking Persib Club dewasa ini.

viking bonex

0 Comments Diposting oleh holigans 04330 Senin, 17 Mei 2010 di 22.41

Bonek Viking Satu Hati

by det on 14 February, 2010

Saya termasuk yang tidak begitu suka nonton pertandingan sepakbola, baik di TV maupun secara langsung di stadion. Kalau sesekali ada yang tanya berapa skor pertandingan ini melawan itu tadi malam akan langsung jawab dengan senyum. Heran juga kenapa ada orang yang bertanya skor pertandingan bola kepada orang yang gak suka nonton sepakbola :mrgreen:

Tapi akhir-akhir ini saya sedikit terusik dengan fenomena suporter bola. Ada yang bermusuhan, ada yang bersaudara. Belum lama ini berbagai media heboh menayangkan BONEK yang sedang melintas di Solo dan disambut dengan lemparan batu dari PASOPATI. Ada apa gerangan sehingga BONEK dan PASOPATI begitu bermusuhannya?

Lalu jika mengamati komentar di sebuah posting di blog ini yang berjudul Bonek Persebaya, tampaknya ada permusuhan juga antara AREMANIA dan THE JACK dengan BONEK. Entah apa penyebabnya sehingga para komentator saling serang dan mengumpat.

Yang menarik adalah adanya istilah BONEK VIKING SATU HATI. Saya baru tahu setelah googling bahwa VIKING adalah sebutan bagi suporter PERSIB Bandung. Bagaimana ceritanya kok bisa BONEK yang berasal dari Surabaya bisa bersaudara dengan VIKING dari Bandung padahal jarak geografis kedua kota sangat jauh.

Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya, apa penyebab para suporter tersebut bermusuhan, dan apa pula yang menyebabkan mereka bersaudara?

sejarah'y viking bonex

0 Comments Diposting oleh holigans 04330 di 22.29

VIKING dan BONEK, PERSAUDARAAN KAUM TERTINDAS

"VIKING-BONEK sama saja..
asal bukan the jak..
the jak itu a*@$*g..."

Saya sedikit tertegun mendengar nyanyian yang didengungkan para punggawa Viking ketika menonton partai PERSIB vs Semen Padang di tribun timur stadion Siliwangi tersebut. Lagu yang baru saya dengar pertama kali itu, mengingat selama Liga Indonesia 2007 itulah kali pertama nonton PERSIB di Siliwangi karena pekerjaan yang mengharuskan saya bertugas di Manado, cukup menggelitik dan membuka pikiran serta kenangan saya. Memang pada musim-musim sebelumnya sudah santer terdengar bahwa VIKING dan BONEK telah mengikrarkan diri sebagai SAUDARA, tapi baru pada musim inilah ada lagu yang benar-benar menjelaskan secara gamblang persaudaraan mereka. Bahkan pada partai bigmatch PERSIB vs Persija terpasang spanduk BONEK ATAOE MATI di tribun timur yang biasanya dipasangi spanduk VIKING. Mengapa VIKING dan BONEK bisa begitu..?

Melihat sejarah, VIKING dan BONEK adalah pendukung sejati dari klub perserikatan yang sudah menjadi musuh bebuyutan dari sejak jaman perserikatan, yaitu PERSIB dan PERSEBAYA. Dilihat dari kacamata awam, tidak mungkin pendukung sejati yang berani mati demi mendukung timnya bisa bersahabat bahkan bersaudara dengan pendukung sejati yang sama-sama berani mati demi mendukung tim musuh bebuyutan. Tetapi ternyata VIKING dan BONEK membuktikan bahwa mereka bisa. Persaudaraan mereka dilandasi perasaan senasib dimana mereka selalu dijadikan bahan hujatan dan pendiskreditan dari masyarakat sepakbola nasional. Bahkan pers nasional pun paling senang apabila ada kerusuhan di partai yang melibatkan PERSIB atau PERSEBAYA karena bisa dijadikan headline dan sudah jelas pihak mana yang akan disalahkan.

Sejak dulu VIKING dan BONEK diidentikkan dengan kerusuhan. Istilahnya dimana ada pertandingan yang ditonton oleh VIKING atau BONEK maka akan terjadi kerusuhan. Hal-hal jelek dan bersifat mendiskreditkan itulah yang lebih sering diekspos oleh media massa nasional. Padahal tidak semua kegiatan atau kelakuan VIKING dan BONEK berujung pada kerusuhan. Dan tidak semua kerusuhan itu diakibatkan oleh mereka. Mereka hanyalah kaum tertindas yang selalu dipersalahkan karena dosa-dosa di masa lalu. Sangat jarang sekali (atau bahkan tidak pernah?) media massa nasional memberitakan kegiatan positif yang VIKING atau BONEK lakukan. Sangat jauh berbeda dengan pemberitaan media massa nasional tentang pendukung tim lain. Ketika terjadi kerusuhan yang melibatkan mereka hanya ditulis sedikit (atau bahkan tidak ditulis sama sekali?) dan ditutupi dengan kata-kata "oknum yang mengatasnamakan pendukung...". What a bullshit! Sedangkan ketika melakukan kegiatan positif, media massa nasional langsung memberitakan secara besar-besaran, sebesar berita kerusuhan yang melibatkan VIKING atau BONEK. Bahkan saking terlalu seringnya pemberitaan yang memojokkan VIKING sebagai bobotoh PERSIB, bobotoh lain yang bukan anggota VIKINGpun menjadi antipati terhadap media massa nasional. Sampai ada jargon di kalangan bobotoh bahwa "PERSIB besar bukan karena pemberitaan media massa nasional, PERSIB besar karena bobotoh dan prestasi. PERSIB dan bobotoh tidak membutuhkan media massa nasional untuk menjadi besar. Media massa nasional-lah yang membutuhkan PERSIB untuk menjadi besar dan terkenal".

Hal itulah yang mungkin menjadi salah satu penyebab munculnya perasaan senasib dan berkembang menjadi ikatan persaudaraan, selain tentunya kerusuhan di Jakarta dimana BONEK yang hendak mendukung PERSEBAYA di Senayan diserang oleh sepasukan organisasi masyarakat (?), yang tidak usah saya sebutkan disini karena semua juga sudah tau, dan kemudian diselamatkan oleh beberapa bobotoh (anggota VIKING) yang kebetulan sedang ada disana. Juga ketika PERSIB melawat ke Surabaya, dimana anggota VIKING yang mendukung PERSIB di sana dijamu sangat baik oleh BONEK. Demikian pula ketika PERSEBAYA yang bertanding di Bandung, giliran BONEK yang dijamu sangat baik oleh VIKING.
Indahnya persaudaraan diantara dua kubu suporter TERBESAR di Indonesia itu. Jadi saat ini BONEK bukan hanya berarti BONDO NEKAT, tapi bisa juga berarti BOBOTOH NEKAD.
Karena VIKING atau BONEK sama saja

Banyak yang tidak tahu dan bertanya, bagaimana sebenarnya permusuhan Viking dengan the jak bermula. Mengapa timbul rasa benci dalam benak masing-masing dari mereka. Hingga kini, keduanya masih saja berseteru. Bahkan semakin meruncing.

Penyebabnya sepele dan manusiawi, rasa iri. Iri hati dan sirik inilah yang membuat keduany...a bermusuhan. Rentang waktu 1985 hingga 1995 adalah masa keemasan Persib. Sementara Viking yang berdiri tahun 1993 begitu setia mendukung klub kebanggaan warga Jawa Barat itu. Dimanapun Persib bermain, disana pasti ada Viking. Termasuk jika bermain di Jakarta. Semua menjadi lautan biru.

Inilah yang membuat anak muda ibukota iri. Selain kejayaan Persib kala itu, kesetiaan Viking membuat hati mereka panas. Saat itu muda-mudi betawi baru mampu membentuk kolompok kecil bernama Persija Fans Club. Walaupun begitu, kebesarkepalaan mereka sudah sangat menjadi. Hingga terjadilah insiden di stadion Menteng. Saat Persija menjamu Maung Bandung pada Liga Indonesia ke-2. Viking membirukan Ibukota dengan sekitar 9000 anggotanya. Sementara Persija Fans Club hanya berjumlah tak lebih dari 1000 orang. Rupanya bocah-bocah betawi itu tak rela kandangnya dikuasai supporter kota lain. Mereka pun membuat ulah. Seakan lupa jumlah mereka tak lebih dari 10% anak-anak Bandung. Hingga akhirnya, mereka mendapatkan akibatnya. Dengan kuantitas yang hanya satu tribun VIP, lemparan batu diarahkan Viking pada lokasi mereka menonton. Dan itu dilakukan Viking di Jakarta. Hal yang tidak berani dilakukan bocah Jakarta di Kota Kembang.

Singkat cerita, pada tahun 1997, muda-mudi ibukota ikut-ikutan membentuk perkumpulan supporter. Mereka menamakannya the jakmania. Kebodohan the jak terekspos keseluruh negeri ketika mereka tak berdaya menghadapi Viking dalam kuis Siapa Berani. Kuis yang menguji wawasan dan kemampuan berpikir. Itu merupakan edisi khusus kuis Siapa Berani, edisi supporter sepak bola. Menghadirkan Viking, the jak, Pasoepati (Solo), Aremania, dan ASI (Asosiasi Suporter Indonesia). Pemenangnya, Viking. Perwakilan Viking berhasil melewati babak bonus dan berhak atas uang tunai 10 juta rupiah. Seperti biasanya, rasa iri dari the jak muncul. Malu dikalahkan di kotanya sendiri, ketua the jak saat itu, Ferry Indra Syarif memukul Ali, seorang Viker yang menjadi pemenang kuis. Sungguh perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang ketua. Ketuanya saja begitu, apalagi anak buahnya?

Kejadian itu terjadi di kantin Indosiar, ketika dilangsungkannya acara pemberian hadiah. Kontan keributan sempat terjadi, namun berhasil diatasi. Kesirikan the jak tak sampai disitu. Mereka menghadang rombongan Viking dalam perjalanan pulang menuju Bandung, tepatnya di pintu tol Tomang. Anak-anak Bandung yang berjumlah 60 orang pulang dengan menggunakan dua mobil Mitsubishi Colt milik Indosiar dan satu mobil Dalmas milik kepolisian. Ketiga mobil ini dihadang sebuah Carry abu-abu. Dua lolos, namun nahas bagi salah satu Mitsubishi Colt yang ditumpangi para anggota Viking. Mobil itu terperangkap gerombolan the jak. Kontan, mobil dirusak, Viking disiksa, dan uang para pendukung pangeran biru itu pun dijarah. Termasuk handphone dan dompet mereka. Tercatat sembilan anggota Viking mengalami luka-luka. Tiga diantaranya terluka parah. Namun sayang, pihak kepolisian lamban dalam menyelesaikan kasus ini. Termasuk dalam menangkap the jak yang merampok dan menganiaya anggota Viking Persib Club.

Hingga saat ini perseteruan kedua kelompok supporter itu masih terus berlanjut. Viking, yang memiliki anggota terbanyak di Indonesia, memiliki kreatifitas tinggi, terbukti dengan julukan “Bandung kota mode, musik, dan seniman” (bahkan the jak pun belanja ke Bandung), dengan the jak yang memiliki title kota ibukota. Entah kapan ini berakhir…

Menarik sekali membahas pertemuan Persib dan Persija karena dua klub ini merupakan dua klub legendaris dan memiliki sejarah besar sejak zaman Perserikatan dulu. Aroma klasik dan dendam selalu mewarnai pertandingan ini. Mungkin tensi pertandingan ini setara dengan Inter vs Juventus di Serie-A atau Barcelona vs Real Madrid di La Liga.

Berbicara tentang klub, tentu tak lepas dari suporter. Ini yang cukup menarik. The Jak dan Viking sejak dulu selalu berseteru di dalam dan luar lapangan. Teror kepada pemain Persib dan Persija selalu terjadi setiap kedua tim itu bermain di Bandung ataupun Jakarta. Bentrokan antar kedua kubu acapkali terjadi. Bagaimana awal mula perseturuan kedua kubu itu berasal?? Ada beragam versi. Baca aja komen-komen di bawah. Saya juga bingung jadinya. Viking menyalahkan The Jak, The Jak menyalahkan Viking.

Hmmm.. apakah hanya Viking musuh The Jak? Setelah saya “berjalan-jalan” di dunia maya ternyata bukan hanya Viking yang membenci The Jak. Bonek, La Viola, Persipura mania, kabomania, bahkan North Jak yang sekota dengan The Jak pun sangat membenci suporter oranye itu.. Mungkin ini salah satu alas an viking membenci the jak?? Bisa dibilang musuh the jak sahabat viking, sahabta The Jak berarti musuhnya Viking.

Ditambah lagi ada film Romeo-Juliet yang kontroversial justru memperparah permusuhan The Jak dan Viking. Patutkah Kebencian Ini terus ada??? Rasanya memang susah menghapuskan luka dan dendam yang sudah ada. Memang permusuhan itu harus tetap ada tapi hanya sebatas di lapangan. Lihatlah Barcelonista dan Madridista, permusuhan mereka hanya di lapangan atau pun sebatas di website, hanya saling ejek. Tak pernah ada bentrok fisik, suporter bisa datang ke Madrid atau Barcelona. Tak pernah ada bentrokan. Atau lihat antara Milanisti dan Interisti. Saat Milan tak lolos Liga Champions, Interisti sangat puas dan mengejek AC Milan. Saat musim ini Milan tanpa gelar, Interisti membentangkan spanduk Milan Merda (merda= ejekan bahasa Italia) dan juga Zero Tituli (nol gelar) untuk mengejek Milan bukan mengejek Milanisti. Tapi mereka tetap bisa hidup rukun dalam satu kota. Bahkan saat derby berlangsung jarang sekali sada bentrokan. Kedua suporter bisa menonton dengan tenang.

Mengapa begitu? Karena di luar negeri berbeda dengan di sini. Di saana yang dibenci klubnya, kalo di sini yang dibenci suporternya. Interisti membenci AC Milan dan Juventus tapi tidak membenci Milanisti dan Juventini. Bisa diliat di FB pun ada grup anti Juventus dan antiMilan bukan anti Milanisti ataupun anti juventini.

Kalo di kita yang dibenci lebih pada suporternya bukan pada klubya. Ada grup antiViking, anti Jakmania. Bukan anti Persija atau anti Persib.

poenya koe

0 Comments Diposting oleh holigans 04330 Kamis, 01 April 2010 di 00.32

klo mw tw materi jaringan disini "Jaringan_komputer.htm"klik

0 Comments Diposting oleh holigans 04330 Rabu, 18 November 2009 di 17.02




Pengertian Komputer



Written by Romi Satria Wahono
Definisi Komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti menghitung. Karena luasnya bidang garapan ilmu komputer, para pakar dan peneliti sedikit berbeda dalam mendefinisikan termininologi komputer.
Menurut Hamacher [1], komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi.
Menurut Blissmer [2], komputer adalah suatu alat elektonik yang mampu melakukan beberapa tugas sebagai berikut:
menerima input
memproses input tadi sesuai dengan programnya
menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan
menyediakan output dalam bentuk informasi
Sedangan Fuori [3] berpendapat bahwa komputer adalah suatu pemroses data yang dapat melakukan perhitungan besar secara cepat, termasuk perhitungan aritmetika dan operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia.
Untuk mewujudkan konsepsi komputer sebagai pengolah data untuk menghasilkan suatu informasi, maka diperlukan sistem komputer (computer system) yang elemennya terdiri dari hardware, software dan brainware. Ketiga elemen sistem komputer tersebut harus saling berhubungan dan membentuk kesatuan. Hardware tidak akan berfungsi apabila tanpa software, demikian juga sebaliknya. Dan keduanya tiada bermanfaat apabila tidak ada manusia (brainware) yang mengoperasikan dan mengendalikannya.
Hardware atau Perangkat Keras: peralatan yang secara fisik terlihat dan bisa di jamah.
Software atau Perangkat Lunak: program yang berisi instruksi/perintah untuk melakukan pengolahan data.
Brainware: manusia yang mengoperasikan dan mengendalikan sistem komputer. Penggolongan Komputer Literatur terbaru tentang komputer melakukan penggolongan komputer berdasarkan tigal hal: data yang diolah, penggunaan, kapasitas/ukurannya, dan generasinya. Berdasarkan Data Yang Diolah
Komputer Analog
Komputer Digital
Komputer Hybrid Berdasarkan Penggunannya
Komputer Untuk Tujuan Khusus (Special Purpose Computer)
Komputer Untuk Tujuan Umum (General Purpose Computer) Berdasarkan Kapasitas dan Ukurannya
Komputer Mikro (Micro Computer)
Komputer Mini (Mini Computer)
Komputer Kecil (Small Computer)
Komputer Menengah (Medium Computer)
Komputer Besar (Large Computer)
Komputer Super (Super Computer) Berdasarkan Generasinya
Komputer Generasi Pertama (1946-1959)
Komputer Generasi Kedua (1959-1964)
Komputer Generasi Ketiga (1964-1970)
Komputer Generasi Keempat (1979-sekarang)
Komputer Generasi Kelima Referensi
V. Carl Hamacher, Zvonko G. Vranesic, Safwat G. Zaky, Computer Organization (5th Edition), McGraw-Hill, 2001.
Robert H. Blissmer, Computer Annual, An Introduction to Information Systems 1985-1986 (2nd Edition), John Wiley & Sons, 1985.
William M. Fuori, Introduction to the Computer: The Tool of Business (3rd Edition), Prentice Hall, 1981.